Kamis, 05 November 2015

Resah Yang Menghantui
Oleh: Zuraini

Asap yang mencederai
Diparuh jalan
Menorehkan gumpalan kepanikan
Asap yang menumpukkan resah
rintih parau bocah mungil
segera meminta udara segar
yang diimpikan

Bulan Oktober
Kami santap
dengan duka
Merintih kepiluan
Dipenjara asap menyiksa

Gumpalan kehijauan
Tak lagi terlihat istimewa
Wajah muram alam semesta
Dinegeri hutan yang memerah.

Bangka, 27 Oktober 2015








Oleh:  Zuraini

Makan roti dipagi hari
Sambil nonton berita ditelevisi
Kenapa pejabat masih saja korupsi
Kapan negeri  akan berjaya lembali


Jika cinta tersebut dapat membimbingmu dalam meraih keridho’aanNya maka cinta itu patut dipertahankan, tapi jika cinta itu menenggelamkanmu dalam lautan dosa segera lah untuk kau tinggalkan.
Bangka, 6 November 2015


Senin, 27 Juli 2015

Pesona Restaurant Kapal(ZURAINI ZAINAL)

Desiran ombak yang mengayun pada kelembutan alam
Kesejukan angin bermesra pada untaian pepohonan
Pasir enggan beranjak
Memeluk erat pada keindahan biru muda
Lambaian dedaun menari indah bersama dermaga
Menyihir siapa saja yang mengunjunginya

Budaya kental melayu pun tersaji pada lekak-lekuk dekorasi
Berbagai hamparan menu terdampar

Malam yang menentramkan
Di kala sinar cantik di malam hari
Aroma laut yang terus mengusik
Bersama keleganan istana

Setiap jejak kaki melangkah
Menyuarak pesona yang menggelitik
Menyisihkan surga dunia.


                                                                                                    Bangka, 14 Juli 2015 
Kenestapaan Luka
by ZURAINI ZAINAL SASTRA

Dinginnya malam semakin menikam
Menerjang garang dalam kenestapaan lukaku
Bulan dan bintang enggan menampakkan sinarnya
Saling merenggang diantara langit yang kelam
Aku merintih dalam kenestapaan luka

Lihat aku!
Memeluk erat luka yang telah kau goreskan
Penyesalan selalu menuntutku
Pertemuan cinta berujung luka
Dulu cinta membuatku terasa sempurna
tapi kini terasa menyiksa
Bagaikan mesin yang ingin merenggut nyawaku
Disajadah malam aku bicara
pada Sang penyembuh nestapa luka.

                                                                                                Bangka, 3 Juli 2015

PUISI
Judul: Ibu
Oleh: Zuraini
Fajar segera menyapa sang waktu
Dingin yang melukai
Menyisihkan kecurangan yang meronta-ronta
Embun berpegang erat didinding kebisuan
Tak menyurutkan
Kobaran semangatmu, ibu
Menyapa  ditiap sudut-sudut  kebisingan dunia
Bermandi keringat
Berhias debu
Berselimut setia
Bercengkrama indah dengan surga kesabaran.

Lelah sering memintahmu untuk menyerah
Di kala jiwa tuamu
Merenge’ untuk disitirahatkan
Di kala sepasang dua bola matamu
Menyisihkan kristal putih mernghiasi ketegaran jiwa
Diwajah yang telah berjumpa kerutan
Diduniamu yang berlumur pengorbanan, ibu
Surga yang aku pinta untukNya
Teruntukmu yang istimewa
I Love You Mom.

                                                                                                            Bangka, 23 Juli 2015



Minggu, 12 Juli 2015

kumpulan puisi

                                                                        Mutiara Motivasi     Minggu, 12 Juli 2015                         
Badai bertahap mengikis kesabaran
Daun keikhlasan mulai  berguguran
Hingga angin malam semakin kejam
Menikam dingin yang boomerang

Mutiara-mutiara motivasi
Pahlawan dalam duniaku
Kian berhembus
Memberikan kesejukan dalam qolbu
Dikala dunia menjauhiku

Seribu luka sudah kucipta
Seribu keegoisan telah terlaksana
Kau belai duri dalam kesendirianku
dengan cara yang tak aku tahu  
hingga tetesan bening terus menerjang garang
Bagaikan gelombang mengusik karang
tersapu kesepian yang terus menuntutku
dengan mutiara motivasi yang kau beri  

hingga malamku terjaga.